Santri

Belajar Hidup Berdikari (Berdiri di atas kaki sendiri)

Admin-

05 Feb 2025

Share:

image article

“Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan” begitulah pepatah yang sering kita dengar. Namun, menjadi pemimpin bukan sekadar tentang jabatan, melainkan tentang kesiapan diri dalam menghadapi kehidupan dengan sikap mandiri dan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, memiliki sikap berdikari adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang, terutama bagi para santri yang sedang dibentuk untuk menjadi pribadi yang kuat, tangguh, dan tidak mudah bergantung pada orang lain.


Berdikari berarti memiliki kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam menyelesaikan masalah serta memenuhi kebutuhan tanpa selalu meminta bantuan orang lain. Sikap ini bukan berarti menolak kerja sama, tetapi lebih kepada membangun rasa tanggung jawab pribadi serta inisiatif dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam Islam, sikap ini juga sangat dianjurkan. Rasulullah Saw. mengajarkan kita untuk bekerja keras, berusaha, dan tidak bergantung pada orang lain. Bahkan, beliau mencontohkan sendiri bagaimana beliau mampu berdikari sejak kecil dengan bekerja sebagai penggembala dan pedagang.


Manfaat dari sikap berdikari sangatlah besar, di antaranya:


1. Meningkatkan rasa percaya diri

Orang yang terbiasa mandiri akan lebih yakin dengan kemampuannya dalam mengambil keputusan serta menghadapi tantangan hidup.


2. Melatih rasa tanggung jawab

Dengan sikap berdikari, seseorang akan lebih sadar akan kewajibannya, baik terhadap diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan sekitarnya.


3. Mempertajam kemampuan problem solving

Dunia ini penuh dengan tantangan, dan tidak selalu ada orang yang bisa membantu setiap saat. Dengan berdikari, seseorang terbiasa mencari solusi sendiri, menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menghadapi masalah.


Di pondok pesantren, sikap berdikari benar-benar ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Santri diajarkan untuk mengatur waktu mereka sendiri, mengurus keperluan pribadi, mencuci pakaian sendiri dan tugas-tugas lainnya. Selain itu, santri juga dididik untuk mandiri dalam belajar. Mereka berusaha mencari ilmu dengan membaca, berdiskusi, dan berlatih secara mandiri.


Sebagai bentuk penerapan dalam menanamkan sikap berdikari, Pondok Pesantren Darussalam memiliki berbagai struktur organisasi santri yang dimulai dari tingkat terkecil. Setiap santri diberi amanah sesuai dengan kemampuannya, seperti menjadi ketua kelas yang bertanggung jawab menjaga ketertiban dalam belajar, atau menjadi ketua kamar yang mengelola kebersihan dan kenyamanan tempat tinggal para santri. Semua ini melatih santri untuk tidak hanya mengurus dirinya sendiri, tetapi juga mengelola lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.


Pada tingkat yang lebih besar, santri bisa bergabung dalam organisasi kepengurusan pondok yang mengurus berbagai bidang, seperti kebersihan, keamanan, keagamaan, dan akademik. Dalam organisasi ini, santri benar-benar dilatih untuk mandiri dalam mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, serta mengelola program-program yang bermanfaat bagi seluruh santri. Dengan adanya sistem kaderisasi, mereka tidak hanya menjadi individu yang berdikari tetapi juga menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan siap menghadapi kehidupan setelah keluar dari pondok.


Pondok Pesantren Darussalam Kasomalang, misalnya, telah menerapkan sistem kepemimpinan santri yang kuat untuk melatih kemandirian para santrinya. Dengan cara ini, santri tidak hanya menjadi pribadi yang berdikari dalam kehidupan pribadi, tetapi juga memiliki kemampuan memimpin dan mengelola kehidupan sosial.


Menjadi pribadi yang berdikari adalah kunci sukses dalam menghadapi kehidupan. Semakin kita terbiasa berdiri di atas kaki sendiri, semakin siap kita menghadapi dunia yang penuh tantangan. Dan bagi santri, pengalaman hidup di pondok pesantren adalah sekolah terbaik dalam belajar kemandirian, yang akan menjadi bekal berharga dalam perjalanan hidup mereka di masa depan.


(Berita: Dava, Foto: Nanda Afif, Reviewer: Fakhri)

thumbnail

Admin